OLEH: HAM N.V THANEM
Pastinya,
teman sudah mengenal pulau yang paling timur di negeri tercinta kita ini
Indonesia, yaitu di Papua.
Disini
banyak sekali tempat wisata, seperti : Tempat wisata air,Tempat mengandung
unsur sejarahnya, Tempat wisata yang mengandung unsur religiusnya, dan masih
banyak lagi.
Pastinya,
taman- teman akan bertanya-tanya dimana sih tempat itu? seperti apa sih temapat
wisata tersebut? dan bagaiman caranya dapat pergi kesana?, itu semua dapat di
jawab dengan cara, teman-teman dapat menyimak uraian berikut tentang “Tempat-Tempat
Wisata Di Papua”.
1)
Festival
Danau Sentani.
Onomi Foimoi! Selamat
Datang! Dalam pelukan Pegunungan Cyclops, Danau Sentani menyambut wisatawan
dengan panorama menakjubkan. Biru dan luasnya danau seakan sebuah laut dalam.
Semakin seperti laut karena spesies
ikan yang ada di dalam danau ini. Ya, ikan endemik yang tenar mendiami danau
ini adalah hiu gergaji. Sayangnya hiu gergaji diperkirakan sudah punah karena
sejak lama tak terlihat.
Ukuran danau yang luas menjadikan
Danau Sentani sebagai danau terbesar di Papua. Luasnya lebih dari 9 ribu
hektar. Karena berada di ketinggian, hawa di Danau Sentani begitu sejuk. Namun
tetap saja, seperti sebagian besar wilayah di Papua, saat siang hari kawasan
ini ibarat memiliki 9 matahari. Begitu panas.
Ada banyak pulau-pulau kecil yang
tersebar di danau ini. Ada sekitar 22 pulau dan sebagian besar dihuni Suku
Sentani. Ada sekitar 24 kampung yang menempati Danau Sentani. Masing-masing
kampung begitu unik dan memiliki tradisi masing-masing.
Misalnya penduduk di Pulau Asei yang
terkenal dengan kerajinan kulit kayu. Lalu, di Desa Taturi yang penduduknya
mahir membuat lukisan batu.
Walau beragam, ada yang menyatukan
kampung-kampung ini, yaitu kesamaan legenda. Sebuah legenda menyebutkan bahwa
orang yang menetap di Danau Sentani berasal dari Papua Nugini. Leluhur mereka
ini datang dengan mengendarai naga.
Sampai saat ini legenda tersebut bisa
tercermin dari hasil kerajinan masyarakat Sentani. Seperti di lukisan kayu
karya penduduk Pulau Asei.
Danau Sentani menjadi tenar karena
adanya festival tahunan yaitu Festival Danau Sentani yang berlangsung setiap
bulan Juni. Danau ini di kala festival ramai dikunjungi wisatawan domestik
maupun asing.
Sewalah perahu atau ikut pesiar yang
disediakan biro perjalanan setempat. Lalu jelajahi pulau-pulau Danau Sentani.
Lihat keunikan tradisi Sentani, menyantap sagu, sampai berenang di danau. Atau,
sekedar menikmati panorama di tepi. (http://www.sentanilakefestival.com/blog/2014/04/27/danau-sentani/)
2)
SUKU ASMAT.
Suku Asmat adalah sebuah
suku di Papua. Suku Asmat dikenal dengan hasil
ukiran kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang
tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian
pedalaman. Kedua populasi ini
saling berbeda satu sama
lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi
pesisir pantai selanjutnya
terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai
Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Ada banyak pertentangan di antara desa berbeda Asmat. Yang
paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya.
Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan
dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka menyanyikan
lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus daun sago yang dipanggang
dan dimakan.
Sekarang biasanya, kira-kira 100
sampai 1000 orang hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang
dan banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara
keagamaan. Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai
kamar mandi dan dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup
di Indonesia. Mayoritas
anak-anak Asmat sedang bersekolah.( http://akudwim.blogspot.com/2009/06/tentang-asmat.html),
(http://asmat-ow.org/)
3) Mata Air Asin Di Wamena Kabupaten Jayawijaya Propinsi
Papua.
Secara
Geologi Mata air asin yang terdapat di Kurulu ini terbentuk oleh mineral Kalsit
(CaCO3). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh M. Hutasoit, dkk (1998) mata
air asin ini berasal dari danau Habema.
Dengan mempergunakan oksigen dan hidrogen yang dianalisis dengan menggunakan sampel dari kedua contoh mata air asin yang ada dan berdasarkan interpretasi peta topografi ditemukan bahwa; Mata air asin ini berasal dari air bawah tanah. Berasal dari air meteoric (merupakan air yang berasal dari air hujan yang menyusup masuk ke tanah) lokal dan kadar garam yang dihasilkannya adalah akibat dari interaksi antara air dengan material batuan. Dimana air asin ini diperkirakan berasal dari mineral kalsit dimana mineral kalsit dapat kita temukan pada batupasir yang banyak kita temukan didaerah kurulu terutama di daerah mata air asin ini.
Secara megaskopis di sekitar daerah Mata air Asin Kurulu ini banyak ditemukan fosil-fosil yang terdapat di daerah ini hal ini dapat pula di indikasikan bahwa air asin yang terdapat di daerah Kurulu ini merupakan air purba (connate water) atau air yang terbentuk atau terjadi pada saat air laut surut, namun hal ini perlu penelitian lebih detail untuk menetukan umur maupun proses pembentukannya.
Air tanah dengan kadar garam tinggi yang dapat mencapai sepuluh kali lipat dari kadar garam yang terdapat pada air laut, secara umum dapat dijumpai pada batuan sedimenter. Air tanah ini tidak selalu terkait dengan aktifitas vulkanis maupun aktifitas laut yang ada. Tanpa memperhatikan asalnya, air ini dikenal sebagai air bentukan. Ketika air tanah ini menyembul ke permukaan ia akan menjadi mata air dengan kadar garam tinggi. Lokasi ini sangat jauh dari samudra/lautan karena terletak di kaki pegunungan Jayawijaya Tidak ada aktifitas vulkanik di sekitar kawasan tersebut (Edi Prasetyo, 2003).
Proses Pembuatan Garam dari Mata air Asin Kurulu
Proses pembuatan garam dengan dari Mata Air Asin Kurulu ini dilakukan dengan cara merendamkan pelepah pisang yang masih muda ke dalam Mata air asin Kurulu
selama kurang lebih 15 sampai 30 menit hingga batang dan kaun yang masih muda tersebut menunjukan warna kehitaman sampai ungu.. Hal ini dilakukan dua sampai tiga kali dengan maksud agar air asin tersebut dapat masuk diserap seluruhnya oleh pelepah pisang maupun kuncup daun yang masih muda.
Pelepah pisang inilah yang dijadikan sebagai bahan perasa/bumbu (garam) yang dicampurkan pada makanan atau masakan yang akan dimasak.
Hal ini telah dilakukan sejak Zaman dahulu dimana air garam ini bukan hanya di kenal oleh penduduk yang bermukim didaerah Kurulu saja, melainkan juga oleh penduduk disekitar daerah ini. Misalnya pada daerah selatan, timur, maupun bagian barat dari daerah kurulu ini.
Selain sebagai Garam, air dari pada mata air asin ini digunakan sebagai Obat tradisional untuk mengobati penyakit kulit(gatal-gatal panu, kurap dll), juga untuk mengobati sakit perut, dada, paru-paru yang dilakukan sejak zaman dahulu hingga kini oleh masyarakat setempat.( http://lembah-baliem.blogspot.com/2008/07/proses-geologi-terbentuknya-mata-air.html)
4)
Pantai Raja Ampat
Masih banyak lagi tempat wisata di PAPUA. Semoga informasi
yang saya berikan bermanfaat bagi teman-teman yang bingung untuk mencari
tampat-tempat wisata yang dapat menghilangkan penat teman-teman saya minta maaf
apabila terjadi kesalahan dalam pengetikan dan juga minta maaf juga apabila
terjadi kesalahan dan menyebabkan sebuah “masalah” dengan sebesar-besarnya saya
meminta maaf kepada teman-teman. Sekali dari saya. Saya ucapkan terimakasih.(by
HAM N.V THANEM)