Saturday, May 17, 2014

TEMPAT WISATA DI PAPUA OLEH: HAM N.V THANEM



thanemham.blogspot.comTEMPAT WISATA DI PAPUA

OLEH: HAM N.V THANEM

Pastinya, teman sudah mengenal pulau yang paling timur di negeri tercinta kita ini Indonesia, yaitu di Papua.
Disini banyak sekali tempat wisata, seperti : Tempat wisata air,Tempat mengandung unsur sejarahnya, Tempat wisata yang mengandung unsur religiusnya, dan masih banyak lagi.
Pastinya, taman- teman akan bertanya-tanya dimana sih tempat itu? seperti apa sih temapat wisata tersebut? dan bagaiman caranya dapat pergi kesana?, itu semua dapat di jawab dengan cara, teman-teman dapat menyimak uraian berikut tentang “Tempat-Tempat Wisata Di Papua”.
1)  Festival Danau Sentani.
Onomi Foimoi! Selamat Datang! Dalam pelukan Pegunungan Cyclops, Danau Sentani menyambut wisatawan dengan panorama menakjubkan. Biru dan luasnya danau seakan sebuah laut dalam.
Semakin seperti laut karena spesies ikan yang ada di dalam danau ini. Ya, ikan endemik yang tenar mendiami danau ini adalah hiu gergaji. Sayangnya hiu gergaji diperkirakan sudah punah karena sejak lama tak terlihat.
Ukuran danau yang luas menjadikan Danau Sentani sebagai danau terbesar di Papua. Luasnya lebih dari 9 ribu hektar. Karena berada di ketinggian, hawa di Danau Sentani begitu sejuk. Namun tetap saja, seperti sebagian besar wilayah di Papua, saat siang hari kawasan ini ibarat memiliki 9 matahari. Begitu panas.
Ada banyak pulau-pulau kecil yang tersebar di danau ini. Ada sekitar 22 pulau dan sebagian besar dihuni Suku Sentani. Ada sekitar 24 kampung yang menempati Danau Sentani. Masing-masing kampung begitu unik dan memiliki tradisi masing-masing.
Misalnya penduduk di Pulau Asei yang terkenal dengan kerajinan kulit kayu. Lalu, di Desa Taturi yang penduduknya mahir membuat lukisan batu.
Walau beragam, ada yang menyatukan kampung-kampung ini, yaitu kesamaan legenda. Sebuah legenda menyebutkan bahwa orang yang menetap di Danau Sentani berasal dari Papua Nugini. Leluhur mereka ini datang dengan mengendarai naga.
Sampai saat ini legenda tersebut bisa tercermin dari hasil kerajinan masyarakat Sentani. Seperti di lukisan kayu karya penduduk Pulau Asei.
Danau Sentani menjadi tenar karena adanya festival tahunan yaitu Festival Danau Sentani yang berlangsung setiap bulan Juni. Danau ini di kala festival ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun asing.
Sewalah perahu atau ikut pesiar yang disediakan biro perjalanan setempat. Lalu jelajahi pulau-pulau Danau Sentani. Lihat keunikan tradisi Sentani, menyantap sagu, sampai berenang di danau. Atau, sekedar menikmati panorama di tepi. (http://www.sentanilakefestival.com/blog/2014/04/27/danau-sentani/)
2)    SUKU ASMAT.
Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Ada banyak pertentangan di antara desa berbeda Asmat. Yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya. Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus daun sago yang dipanggang dan dimakan.
Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan. Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup di Indonesia. Mayoritas anak-anak Asmat sedang bersekolah.( http://akudwim.blogspot.com/2009/06/tentang-asmat.html), (http://asmat-ow.org/)
3)    Mata Air Asin Di Wamena Kabupaten Jayawijaya Propinsi Papua.
Secara Geologi Mata air asin yang terdapat di Kurulu ini terbentuk oleh mineral Kalsit (CaCO3). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh M. Hutasoit, dkk (1998) mata air asin ini berasal dari danau Habema.

Dengan mempergunakan oksigen dan hidrogen yang dianalisis dengan menggunakan sampel dari kedua contoh mata air asin yang ada dan berdasarkan interpretasi peta topografi ditemukan bahwa; Mata air asin ini berasal dari air bawah tanah. Berasal dari air meteoric (merupakan air yang berasal dari air hujan yang menyusup masuk ke tanah) lokal dan kadar garam yang dihasilkannya adalah akibat dari interaksi antara air dengan material batuan. Dimana air asin ini diperkirakan berasal dari mineral kalsit dimana mineral kalsit dapat kita temukan pada batupasir yang banyak kita temukan didaerah kurulu terutama di daerah mata air asin ini.
Secara megaskopis di sekitar daerah Mata air Asin Kurulu ini banyak ditemukan fosil-fosil yang terdapat di daerah ini hal ini dapat pula di indikasikan bahwa air asin yang terdapat di daerah Kurulu ini merupakan air purba (connate water) atau air yang terbentuk atau terjadi pada saat air laut surut, namun hal ini perlu penelitian lebih detail untuk menetukan umur maupun proses pembentukannya.
Air tanah dengan kadar garam tinggi yang dapat mencapai sepuluh kali lipat dari kadar garam yang terdapat pada air laut, secara umum dapat dijumpai pada batuan sedimenter. Air tanah ini tidak selalu terkait dengan aktifitas vulkanis maupun aktifitas laut yang ada. Tanpa memperhatikan asalnya, air ini dikenal sebagai air bentukan. Ketika air tanah ini menyembul ke permukaan ia akan menjadi mata air dengan kadar garam tinggi. Lokasi ini sangat jauh dari samudra/lautan karena terletak di kaki pegunungan Jayawijaya Tidak ada aktifitas vulkanik di sekitar kawasan tersebut (Edi Prasetyo, 2003).
Proses Pembuatan Garam dari Mata air Asin Kurulu
Proses pembuatan garam dengan dari Mata Air Asin Kurulu ini dilakukan dengan cara merendamkan pelepah pisang yang masih muda ke dalam Mata air asin Kurulu
selama kurang lebih 15 sampai 30 menit hingga batang dan kaun yang masih muda tersebut menunjukan warna kehitaman sampai ungu.. Hal ini dilakukan dua sampai tiga kali dengan maksud agar air asin tersebut dapat masuk diserap seluruhnya oleh pelepah pisang maupun kuncup daun yang masih muda.
Pelepah pisang inilah yang dijadikan sebagai bahan perasa/bumbu (garam) yang dicampurkan pada makanan atau masakan yang akan dimasak.
Hal ini telah dilakukan sejak Zaman dahulu dimana air garam ini bukan hanya di kenal oleh penduduk yang bermukim didaerah Kurulu saja, melainkan juga oleh penduduk disekitar daerah ini. Misalnya pada daerah selatan, timur, maupun bagian barat dari daerah kurulu ini.
Selain sebagai Garam, air dari pada mata air asin ini digunakan sebagai Obat tradisional untuk mengobati penyakit kulit(gatal-gatal panu, kurap dll), juga untuk mengobati sakit perut, dada, paru-paru yang dilakukan sejak zaman dahulu hingga kini oleh masyarakat setempat.(
http://lembah-baliem.blogspot.com/2008/07/proses-geologi-terbentuknya-mata-air.html)

4)    Pantai Raja Ampat

Masih banyak lagi tempat wisata di PAPUA. Semoga informasi yang saya berikan bermanfaat bagi teman-teman yang bingung untuk mencari tampat-tempat wisata yang dapat menghilangkan penat teman-teman saya minta maaf apabila terjadi kesalahan dalam pengetikan dan juga minta maaf juga apabila terjadi kesalahan dan menyebabkan sebuah “masalah” dengan sebesar-besarnya saya meminta maaf kepada teman-teman. Sekali dari saya. Saya ucapkan terimakasih.(by HAM N.V THANEM)







                                                                                        

No comments:

Post a Comment